
Lamongan.mediakpk.com.Pemerintah Kabupaten Lamongan memberikan Apresiasi kepada para Petani Tebu yang saat ini sedang Panen Raya. Wilayah Kecamatan Mantup.Rabu (5/7) di Desa Tugu Kecamatan Mantup.
Lamongan telah menghasilkan 226.994 ton gula dengan produktivitas 613 kuintal per hektar Bupati Yes Ajak Petani Tebu berinovasi dan mengembangkan teknologi modern guna mengurangi atau memangkas biaya mulai musim tanam, pemupukan, perawatan hingga musim panen.
Dalam Sambutannya Bupati Yuhronur Efendi ” Terus berinovasi dalam penanaman tebu agar menghasilkan produktivitas yang meningkat dan kualitas yang premium. Karena pada kemajuan teknologi saat ini sangat dibutuhkan keterampilan petani agar mampu beradaptasi. Selain itu, dengan berinovasi di pastikan dapat mengatasi permasalahan pupuk dan tenaga kerja pertanian.
“Tebu merupakan salah satu potensi di bidang pertanian Lamongan, maka dari itu Pemerintah Kabupaten Lamongan mengajak para petani lebih berinovasi saat melakukan penanaman mulai dari penggunaan alat, pembuatan pupuk organik, dan lain sebagainya.
Pemkab Lamongan bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian akan terus mendampingi petani tebu melalui pelatihan-pelatihan agar memaksimalkan kapasitas petani,” tutur Bupati Lamongan ( Yuhronur Efendi )
Dapat di katakan sebagai bagian dari potensi pertanian karena dari 27 Kecamatan di Lamongan 10 diantaranya menjadi penghasil tebu seperti di Kecamatan Mantup, Kecamatan Kembangbahu, Kecamatan Tikung, Kecamatan Sambeng, Kecamatan Ngimbang, Kecamatan sukorame, Kecamatan Bluluk, Kecamatan Modo, Kecamatan kedungpring dan Kecamatan Sugio.
Diterangkan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lamongan Moh. Wahyudi bahwa luas tanaman tebu tahun 2022 ialah 3.601 hektar. Dari seluruh lahan dapat menghasilkan 226.994 ton gula dengan provitas 613 kuintal per hektar. Kualitas yang dihasilkan juga sangat bagus karena rendemennya mencapai rata-rata 7,5%.
“Potensi tebu di Lamongan dapat di katakan besar karena penghasil tebu tersebar di 10 kecamatan dan tentu ditunjang dengan kualitas yang bagus jika dilihat dari rendemennya,” terang Wahyudi saat melakukan panen tebu di lahan seluas 2,4 hektar.
Dalam pemilihan varietas mayoritas menggunakan Bulu Lawang (BL) yang mana termasuk kategori tebu akhir (usia penanaman 1 tahun). Varietasnya sangat cocok untuk daerah tadah hujan dengan tekstur lahan pertanian tanah liat.
Diungkapkan oleh Foreman wilayah Mantup Indra bahwa tahun ini penanaman tebu di wilayah Mantup aman, yang mana berhasil panen dan terhindar dari hama.
“Di Desa Tugu luas lahan tebu ada 50 hektar lahan yang dikelola oleh 3 petani. Tahun ini berhasil panen karena kita aman dari serangan hama. Karena sebenarnya yang menjadi faktor gagal panen adalah cuaca dan hama,” ungkap Indra.(Red)